Demam Berdarah (DBD): Penyakit Mematikan yang Perlu Diwaspadai

Warta Empat
By -
0

WART4 - Demam Berdarah atau yang sering disingkat sebagai DBD adalah salah satu penyakit menular yang menjadi ancaman serius di berbagai negara tropis dan subtropis, termasuk Indonesia. 

Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. DBD dapat mempengaruhi berbagai kelompok usia, tetapi anak-anak dan orang dewasa yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah cenderung lebih rentan terhadap infeksi yang parah.

Penyebab

DBD disebabkan oleh virus dengue, yang termasuk dalam keluarga Flaviviridae dan memiliki empat serotipe berbeda, yaitu DENV-1, DENV-2, DENV-3, dan DENV-4. Infeksi awal oleh salah satu serotipe akan memberikan kekebalan seumur hidup terhadap serotipe tersebut, namun hanya kekebalan sementara terhadap serotipe lainnya. 

Jika seseorang terinfeksi dengan serotipe yang berbeda setelah sebelumnya terinfeksi, maka risiko perkembangan DBD yang parah akan meningkat.

Penularan

Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus menjadi vektor utama penularan virus dengue. Nyamuk ini biasanya menggigit pada pagi dan sore hari. Setelah nyamuk menggigit orang yang terinfeksi, mereka menjadi pembawa virus dan dapat menularkan virus tersebut ke orang lain melalui gigitan berikutnya.

Selain melalui vektor nyamuk, dalam kasus yang jarang terjadi, virus dengue juga dapat ditularkan dari ibu ke anaknya selama kehamilan atau persalinan, serta melalui transfusi darah dari pendonor yang terinfeksi.

Gejala

Gejala DBD bervariasi dari kasus ringan hingga parah. Beberapa orang mungkin mengalami infeksi tanpa gejala atau hanya mengalami gejala flu biasa. Namun, pada kasus yang lebih parah, gejala DBD meliputi :

Demam tinggi: Demam yang tiba-tiba meningkat dan berlangsung selama 2-7 hari.

Nyeri sendi dan otot: Gejala ini menyebabkan penyakit ini kadang-kadang disebut "demam breakbone".

Ruam kulit: Muncul seperti bintik-bintik merah atau ruam di tubuh.

Nyeri perut: Mual, muntah, dan nyeri perut yang parah mungkin terjadi.

Pendarahan: Beberapa pasien mengalami pendarahan ringan seperti gusi berdarah, hidung berdarah, atau bintik merah di kulit. Pendarahan serius seperti perdarahan internal juga bisa terjadi, yang dapat mengancam nyawa.

Komplikasi

Jika tidak segera diobati atau terjadi penanganan yang tidak tepat, DBD dapat berkembang menjadi bentuk yang lebih parah, yang dikenal sebagai Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Sindrom Syok Dengue (SSD). Komplikasi ini dapat menyebabkan kerusakan organ, kegagalan organ, dan berakibat fatal.

Pencegahan

Pencegahan DBD berfokus pada pengendalian populasi nyamuk vektor dan mengurangi risiko gigitan nyamuk. Beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencegah penularan DBD antara lain :

Menggunakan kelambu : Tidur dengan menggunakan kelambu yang dilengkapi dengan insektisida dapat membantu melindungi dari gigitan nyamuk pada malam hari.

Menggunakan obat nyamuk: Menggunakan obat anti-nyamuk pada kulit atau pakaian, seperti DEET atau IR3535, dapat mengurangi risiko gigitan nyamuk.

Menghilangkan tempat perkembangbiakan nyamuk: Mengosongkan atau menguras air di dalam wadah, seperti pot bunga, kaleng bekas, atau bak mandi yang tidak terpakai, untuk mengurangi tempat berkembang biaknya nyamuk.

Memakai pakaian tertutup : Memakai pakaian yang menutupi tubuh secara menyeluruh dapat membantu menghindari gigitan nyamuk.

Pengobatan

Saat ini belum ada pengobatan khusus untuk DBD, tetapi langkah-langkah penanganan dini dan tepat dapat membantu mengurangi gejala dan mencegah komplikasi lebih lanjut. 

Penting untuk mencari perawatan medis segera setelah timbul gejala DBD atau jika Anda mengalami gejala yang lebih parah seperti pendarahan atau masalah pernapasan.

Baca juga : Propolis Suplemen Kesehatan Alami

Alternatif : Propolis merupakan alternatif untuk penyembuhan daripada penyakit DBD dikarenakan propolis mengandung bioflavonoid sebagai anti virus, anti bakteri dan anti jamur.

Gunakan propolis yang berteknologi nano karena molekulnya lebih kecil dan padat serta tidak mengandung zat lilin yang dapat merusak ginjal.

Propolis SSI merupakan propolis Grade A berteknologi nano dengan berizinan yang lengkap.


Red/BS


Tags:

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)