Sejarah Desa Sekarteja

Warta Empat
By -
0

Makam Eyang Tumenggung Wonosalam


WART4, Sekarteja - Keberadaan suatu desa tentunya memiliki sejarah atau riwayat. Demikian halnya dengan Desa Sekarteja, yang secara lisan diceritakan turun temurun dari generasi ke generasi. Ini dibuktikan dengan beberapa peninggalan atau petilasan yang ada saat ini, seperti tempat tinggal kepala desa yang masih ada meskipun sudah mengalami perbaikan atau renovasi. Di sini kami juga cantumkan nama-nama para leluhur yang telah membuka atau "membabat" hutan yang kemudian menjadi Desa Sekarteja saat ini.


Untuk menyampaikan secara terperinci tentang sejarah Desa Sekarteja Kecamatan Adimulyo Kabupaten Kebumen Jawa Tengah, kami agak kesulitan karena tidak adanya bukti-bukti tertulis yang menguatkan cerita atau sejarah kapan Desa Sekarteja terbentuk. Namun, kami mencoba mencari tahu dari sumber-sumber sesepuh kami.


Menurut sejarah atau sumber-sumber yang sedikit diketahui oleh silsilah keturunan Eyang Tumenggung Wonosalam, sedikit akan kami ceritakan sesuai penyampaian para narasumber atau keturunan beliau.



KUWU


Awal mulanya, Eyang Tumenggung Wonosalam adalah seorang Tumenggung dari Majapahit yang konon pada waktu itu terjadi peperangan atau huru-hara di Kerajaan Majapahit. Akhirnya, Eyang Tumenggung Wonosalam melarikan diri ke sebelah barat dengan istri dan pengikutnya, dan akhirnya sampai di suatu wilayah yang sekarang menjadi Desa Sekarteja, yang pada awalnya masih berupa hutan belantara. Eyang Tumenggung Wonosalam dan pengikutnya bekerja keras untuk bercocok tanam dan menebang pohon-pohon besar untuk dijadikan hunian. Sampai saat ini, petilasan atau tempat beristirahatnya Eyang Tumenggung Wonosalam, yang terkenal di Desa Sekarteja sebagai (KUWU), masih ada dan terjaga keasliannya sebagai bukti untuk diceritakan kepada anak cucu.


Eyang Tumenggung Wonosalam mempunyai beberapa anak, namun kami tidak tahu persis berapa jumlah anak beliau. Yang kami tahu hanya Mbah Madjamal, yang kemudian mempunyai keturunan lagi yaitu Mbah Perna Gati dan Jaya Gati.


Setelah Eyang Tumenggung Wonosalam meninggal dunia, Desa Sekarteja belum menjadi desa yang resmi. Pada saat itu, terjadi banyak perampokan dan kejahatan di wilayah tersebut. Bupati Karanganyar mendengar cerita tersebut dan segera mengirim seseorang dari (GIRI SELO) Grenggeng, bernama Partodimejo, untuk mengamankan Desa Sekarteja. Dengan keahlian ilmu kanuragan, beliau berhasil mengamankan desa dan diangkat menjadi sesepuh di wilayah utara dekat Desa Bonjok. Namun, akhirnya Desa Sekarteja terbagi menjadi tiga kelompok.


1. Kelompok Dukuh Prambanan

    Wilayah sebelah utara menjadi Dukuh Prambanan karena banyak tokoh-tokoh dari Yogyakarta. Di sana ada Empu yang pintar membuat benda-benda pusaka, kerabat dari Eyang Tumenggung Wonosalam, yaitu Mbah Rajem dan Mbah Ragaita. Dukuh Prambanan mengangkat kepala desa/sesepuh sebanyak empat kali, yaitu :

  •    Partodimejo
  •    Wiryorejo
  •    Perna Sentana
  •    Parawedana


2. Kelompok Sebelah Selatan Danasari

    Wilayah sebelah selatan yang tidak mendukung adanya sesepuh di wilayah utara memisahkan diri menjadi Danasari. Pada saat itu, dipimpin oleh Mbah Prayawedana dan Mbah Surayasa. Masyarakat Danasari menunjuk dua orang tersebut untuk memutuskan kebijakan menurut adat yang berlaku saat itu. Karena Danasari dibatasi oleh Sungai Kemit, maka Dukuh Danasari dibagi dua :

  •    Dukuh Danasari Wetan yang dipimpin oleh Prayawedana.
  •    Dukuh Danasari Kulon yang dipimpin oleh Surayasa.


Pemerintahan seperti tersebut berjalan sampai tahun 1924. Setelah kepala desa/sesepuh sebelah utara wafat, wilayah utara menjadi tidak stabil. Pada saat itu, terjadi kesepakatan untuk bersatunya kembali Desa Sekarteja. Para sesepuh berkumpul di sebelah selatan, di tempat yang terkenal sebagai (PATUK), untuk merundingkan kelanjutan Desa Sekarteja. Pada tahun 1924, diputuskan untuk memilih kepala desa. Calonnya adalah Udowisastro dari wilayah utara dan R. Sosromiharjo dari wilayah selatan. Setelah proses pemilihan, R. Sosromiharjo terpilih sebagai kepala desa dengan selisih satu suara. Beliau memimpin Desa Sekarteja dari tahun 1924 sampai 1983.


Demikian sedikit sejarah Desa Sekarteja Kecamatan Adimulyo Kabupaten Kebumen. Apabila dalam penulisan ini terdapat kesalahan, kami mohon maaf sebesar-besarnya.



Red/ S : sekarteja.kec-adimulyo.kebumenkab.go.id

Tags:

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)