Benyamin S, Seniman Legendaris yang Ternyata Bukan Betawi Tulen. Begini Kisahnya

Warta Empat
By -
0

Foto : Benyamin Sueb (Ist Tangkapan Layar wikipedia.org)


WART4, Jakarta - Siapa yang tidak mengenal Benyamin S alias Bang Bens? Seorang seniman yang dihormati sebagai tokoh legendaris oleh masyarakat Betawi.


Pada tahun 80-an, Benyamin S dikenal luas di seluruh Indonesia sebagai pelawak, pemain film, dan pementas lenong Betawi. Wajahnya sering muncul di layar kaca dan layar perak.


Meskipun dianggap tak terpisahkan dari Betawi, ternyata Bang Bens memiliki darah Jawa, bukan Betawi tulen. Konon, sebelumnya ada pemuda bernama Sukirman dari Purworejo, Jawa Tengah, yang merantau ke Jakarta untuk mencari nasib lebih baik.


Sukirman, yang kemudian mengubah namanya menjadi Suaeb, bertemu dengan Aisyah, seorang non-Betawi asli. Mereka menikah, dan Benyamin lahir pada 5 Maret 1939. Setelah kematian ayah Benyamin saat ia berusia dua tahun, keluarga tinggal di Jakarta.


Benyamin, bersama 7 saudaranya, membentuk Orkes Kaleng saat masih anak-anak. Ia bersekolah di Sekolah Rakyat di Bendungan Jago sejak usia 7 tahun.


Kariernya dalam dunia musik dimulai dengan bergabungnya Benyamin dengan grup Naga Mustika di sekitar Cengkareng. Grup ini membawa namanya sebagai penyanyi terkenal di Indonesia. Duetnya dengan Ida Royani menjadi sangat populer, bahkan menyaingi keberhasilan Lilis Suryani.


Keberhasilan sebagai penyanyi membawa Benyamin menjadi tokoh besar, tidak hanya sebagai penyanyi khas Betawi, tetapi juga pelawak, bintang film, dan produser.


Meski lahir dan dibesarkan di Kemayoran, kesalahpahaman mungkin muncul karena Benyamin sering diidentifikasi sebagai keturunan Betawi. Nama panggungnya, Benyamin S, mungkin berasal dari Sueb atau Sukirman, nama ayahnya. Nama Sueb lebih terkenal dibandingkan dengan nama asli ayahnya saat ia masih tinggal di Purworejo.


Kejenakaan Benyamin Sueb tidak hanya terlihat di panggung hiburan, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari dengan humor yang segar dan alami. Hal ini mungkin menjadi alasan masyarakat Betawi dan daerah lainnya menyukai dan menyayanginya, karena humor-humornya jujur dan tidak dibuat-buat.



Red/ BS

Sumber : Dari Berbagai Sumber

Tags:

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)