WART4 Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) secara resmi mengumumkan bahwa status kedaruratan global COVID-19 dicabut, menyusul tren penurunan kasus dan kematian yang signifikan di hampir seluruh negara. Selama pandemi ini, telah ada 6,9 juta kematian terkait COVID-19. Pertemuan tentang pencabutan status darurat COVID-19 diadakan pada Kamis, dengan rekomendasi dari PBB untuk mengakhiri status krisis virus corona sebagai darurat kesehatan masyarakat yang mendapat perhatian internasional atau PHEIC, yang merupakan tingkat kewaspadaan tertinggi.
Kepala WHO, Tedros, mengizinkan masyarakat untuk hidup kembali seperti keadaan normal sebelum COVID-19 merebak. "Tren ini telah memungkinkan sebagian besar negara untuk hidup kembali seperti yang kita ketahui sebelum COVID," kata Tedros, sambil menekankan bahwa risiko penularan virus masih ada.
Pencabutan status PHEIC ini juga menjadi momen emosional dengan mengingat bagaimana pandemi COVID-19 membuat banyak orang bahkan dokter kewalahan. "Kita tidak boleh melupakan tumpukan api itu. Kita tidak boleh melupakan kuburan yang digali. Tak satu pun dari kita di sini yang akan melupakan mereka," kata Maria Van Kerkhove, pimpinan teknis WHO untuk COVID-19.
Tingkat kematian akibat COVID-19 telah melambat dari puncaknya lebih dari 100.000 orang per minggu pada Januari 2021 menjadi lebih dari 3.500 dalam seminggu hingga 24 April 2023. Menurut data WHO, ini terjadi karena adanya vaksinasi yang luas, ketersediaan perawatan yang lebih baik, dan tingkat kekebalan populasi dari infeksi sebelumnya.
Mengakhiri status darurat dapat berarti bahwa kolaborasi internasional atau upaya pendanaan juga diakhiri atau mengalihkan fokus, meskipun banyak yang sudah beradaptasi saat pandemi mereda di berbagai daerah. "Pertempuran belum berakhir. Kami masih memiliki kelemahan dan kelemahan yang masih ada di sistem kami akan terpapar oleh virus ini atau virus lain. Dan itu perlu diperbaiki," kata direktur kedaruratan WHO, Michael Ryan. "Dalam banyak kasus, pandemi benar-benar berakhir saat pandemi berikutnya dimulai," kata Ryan.
Seperti negara-negara lain, ekonomi terbesar dunia, AS, juga mulai mengakhiri status darurat COVID-19 pada 11 Mei, yang berarti akan berhenti membayar vaksin dan pengujian untuk banyak orang dan mengalihkan tanggung jawab ke pasar komersial. Uni Eropa juga mengatakan pada April tahun lalu bahwa fase darurat pandemi telah berakhir, dan daerah lain telah mengambil langkah serupa.
WHO mengeluarkan rencana minggu ini untuk memberi nasihat kepada negara-negara tentang cara hidup dengan COVID-19 ke depan. Namun, COVID-19 tetap menjadi tantangan bagi sistem kesehatan di seluruh dunia dalam jangka panjang, termasuk Long COVID, kata pakar penyakit menular.
Di samping itu, banyak negara telah mengalami dampak ekonomi yang signifikan akibat pandemi COVID-19. Oleh karena itu, negara-negara perlu memperhatikan strategi pemulihan ekonomi yang tepat, serta memberikan dukungan bagi masyarakat dan sektor bisnis yang terdampak.
Meskipun status darurat global COVID-19 telah dicabut, pandemi ini tetap menjadi tantangan yang signifikan bagi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat di seluruh dunia. Oleh karena itu, kita semua perlu terus bekerja sama dan mematuhi protokol kesehatan untuk memutus mata rantai penyebaran virus dan mengatasi pandemi ini bersama-sama.
Red/BS
Posting Komentar
0Komentar